![]() |
Tukik. (ANTARA/Irwansyah Putra) |
Liwa,
Lampung Barat (ANTARA News) -
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung
Barat beserta puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi
Mahasiswa Lampung Barat dan Mapala Universitas Bandar Lampung melepaskan
sekitar 335 tukik atau anak penyu ke habitat aslinya di Kawasan Konservasi Laut Daerah setempat.
Kepala
Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat, Nata Judin Amran, di Bengkunat
Belimbing, Krui, Kabupaten Lampung Barat, Minggu, mengatakan bahwa anak
penyu yang dilepas tiga jenis, yaitu penyu belimbing, penyu lekang dan penyu hijau.
"Jenis-jenis
ini sudah langka, di sini menjadi salah satu tempat penetasan penyu-penyu
tersebut," kata dia.
Ia
mengatakan, pusat populasi penyu-penyu tersebut terdapat di Pulau Betuah
karena tempatnya masih terisolasi.
Dewasa
ini, menurut dia, akibat aktivitas manusia dan kondisi ekonomi yang sulit
membuat pencurian telur-telur makin marak dan dijual ke pasar.
"Kalau
sekarang banyak masyarakat yang mencuri dan menjualnya di pasaran sehingga
populasi dari penyu-penyu tadi terancam," kata dia.
Maraknya
pencurian telur itu membuat penyu tidak leluasa untuk berkembang biak.
"Oleh
karena itu, kerusakan ini harus diminimalisasi, kita lestarikan laut sehingga
dengan begitu populasi penyu di Lampung Barat dapat meningkat," katanya.
Ia
menerangkan, kawasan konservari laut di daerah tersebut meliputi Pekon atau
Desa Muara Tembulih, Pekon Sukanegara dan Pekon Gedung Cahaya Kuningan yang
terdapat di Kecamatan Ngambur serta Pulau Betuah Kecamatan Bengkunat
Belimbing.
Ketua
Forum Komunikasi Lampung Barat (Forkom Lambar), Muhammad Akbar, mengajak 85
mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia untuk memperkenalkan
penetasan dan penangkaran penyu yang ada di kabupaten tersebut.
Selain
itu, unsur pers juga dilibatkan dalam acara tersebut dengan tujuan agar media
ikut melestarikan penyu yang ada di daerah itu.
"Antusiasme
teman-teman mahasiswa yang ikut dalam kegiatan luar biasa. Mereka bahkan
mengetahui bahwa populasi penyu kini sudah hampir langka. Karena itu, butuh
kontribusi positif dari mahasiswa yang bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan untuk melestarikan populasi penyu," kata dia.
Puluhan
mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Lampung Barat, begitu antusias mengikuti
kegiatan pelepasan penyu ke habitat aslinya.
"Dengan
mengikuti kegiatan melepas tukik kelaut lepas ini sarat akan hal
posistif," kata Muklas, salah satu peserta pelepasan tukik.
Selain
memberi pengetahuan, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) itu menambahkan, peserta juga dapat mengenal
berbagai jenis penyu dan pengalaman.
"Kegiatan
ini juga mampu menumbuhkan rasa cinta peserta terhadap kelestarian dan
keselarasan serta keseimbangan alam," katanya.
Sepanjang
100 kilometer dari 211,5 kilometer pesisir barat Lampung Barat diketahui
merupakan tempat pendaratan empat dari tujuh jenis penyu yang dilindungi.
Kelompok
pelestari dan Penangkar Penyu Sukamaju Desa Muara Way Tembulih Kecamatan
Ngambur Kabupaten Lampung Barat harus diberikan apresiasi sebab dengan
keberadaan kelompok tersebut, setidaknya populasi penyu di Lampung Barat dapat
terjaga.
Pesisir
pantai desa merupakan wilayah pendaratan empat jenis penyu yang dilindungi,
yaitu penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang, rata-rata
setiap penyu mampu bertelur mencapai 100-150 butir.
Empat
jenis penyu tersebut memiliki ketergantungan pada vegetasi dan lingkungan
pantai.
Data
menyebutkan habitat penyu di perairan pesisir pada tahun 2008 yakni jenis
penyu hijau sebanyak 135 ekor, penyu sisik 19 ekor, penyu belimbing 33 ekor
dan penyu lekang 121 ekor, dan tempat yang dijadikan pedaratan penyu berada
wilayah Pantai Kecamatan Bengkunat.
Sumber:antaranews.com
bagus, lanjutkan pelestarian penyu
BalasHapusnice article
BalasHapusthanks dah mampir gan...
Hapus