Selasa, 06 Maret 2012

Ratusan Tukik (Anak Penyu) dilepas di LIWA, LAMPUNG BARAT



    Tukik. (ANTARA/Irwansyah Putra)

    Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - 
    Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat beserta puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Lampung Barat dan Mapala Universitas Bandar Lampung melepaskan sekitar 335 tukik atau anak penyu ke habitat aslinya di Kawasan Konservasi Laut Daerah setempat.

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat, Nata Judin Amran, di Bengkunat Belimbing, Krui, Kabupaten Lampung Barat, Minggu, mengatakan bahwa anak  penyu yang dilepas tiga jenis, yaitu penyu belimbing, penyu lekang dan penyu hijau.


    "Jenis-jenis ini sudah langka, di sini menjadi salah satu tempat penetasan penyu-penyu tersebut," kata dia.

    Ia mengatakan, pusat populasi penyu-penyu tersebut terdapat di Pulau Betuah karena tempatnya masih terisolasi.

    Dewasa ini, menurut dia, akibat aktivitas manusia dan kondisi ekonomi yang sulit membuat pencurian telur-telur makin marak dan dijual ke pasar.

    "Kalau sekarang banyak masyarakat yang mencuri dan menjualnya di pasaran sehingga populasi dari penyu-penyu tadi terancam," kata dia.


    Maraknya pencurian telur itu membuat penyu tidak leluasa untuk berkembang biak.

    "Oleh karena itu, kerusakan ini harus diminimalisasi, kita lestarikan laut sehingga dengan begitu populasi penyu di Lampung Barat dapat meningkat," katanya.

    Ia menerangkan, kawasan konservari laut di daerah tersebut meliputi Pekon atau Desa Muara Tembulih, Pekon Sukanegara dan Pekon Gedung Cahaya Kuningan yang terdapat di Kecamatan Ngambur serta Pulau Betuah Kecamatan Bengkunat Belimbing.

    Ketua Forum Komunikasi Lampung Barat (Forkom Lambar), Muhammad Akbar, mengajak 85 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia untuk memperkenalkan penetasan dan penangkaran penyu yang ada di kabupaten tersebut. 

    Selain itu, unsur pers juga dilibatkan dalam acara tersebut dengan tujuan agar media ikut melestarikan penyu yang ada di daerah itu.

    "Antusiasme teman-teman mahasiswa yang ikut dalam kegiatan luar biasa. Mereka bahkan mengetahui bahwa populasi penyu kini sudah hampir langka. Karena itu, butuh kontribusi positif dari mahasiswa yang bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk melestarikan populasi penyu," kata dia.

    Puluhan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Lampung Barat, begitu antusias mengikuti kegiatan pelepasan penyu ke habitat aslinya.

    "Dengan mengikuti kegiatan melepas tukik kelaut lepas ini sarat akan hal posistif," kata Muklas, salah satu peserta pelepasan tukik.

    Selain memberi pengetahuan, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) itu menambahkan, peserta juga dapat mengenal berbagai jenis penyu dan pengalaman.

    "Kegiatan ini juga mampu menumbuhkan rasa cinta peserta terhadap kelestarian dan keselarasan serta keseimbangan alam," katanya.

    Sepanjang 100 kilometer dari 211,5 kilometer pesisir barat Lampung Barat diketahui merupakan tempat pendaratan empat dari tujuh jenis penyu yang dilindungi.

    Kelompok pelestari dan Penangkar Penyu Sukamaju Desa Muara Way Tembulih Kecamatan Ngambur Kabupaten Lampung Barat harus diberikan apresiasi sebab dengan keberadaan kelompok tersebut, setidaknya populasi penyu di Lampung Barat dapat terjaga.

    Pesisir pantai desa merupakan wilayah pendaratan empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang, rata-rata setiap penyu mampu bertelur mencapai 100-150 butir.

    Empat jenis penyu tersebut memiliki ketergantungan pada vegetasi dan lingkungan pantai.

    Data menyebutkan habitat penyu di perairan pesisir pada tahun 2008 yakni jenis penyu hijau sebanyak 135 ekor, penyu sisik 19 ekor, penyu belimbing 33 ekor dan penyu lekang 121 ekor, dan tempat yang dijadikan pedaratan penyu berada wilayah Pantai Kecamatan Bengkunat.
    Sumber:antaranews.com

3 komentar:

TUKAR LINK YO! (link exchange) : isi linkmu trus coment dibawahnya...OK!