Sabtu, 18 Juni 2011

Tujuh Kiat Meraup Untung dari Investasi Emas

Tujuh Kiat Meraup Untung dari Investasi Emas
"Logam emas bisa jadi pilihan karena jauh lebih stabil dibandingkan dengan investasi lain"
(Hadi Suprapto)
VIVAnews - Investasi emas menawarkan cara yang sangat baik bagi investor untuk menyimpan kekayaan saat ekonomi sulit. Logam emas jauh lebih stabil dibandingkan dengan investasi jenis lain.

Saat ini harga emas tengah melonjak menyusul kekhawatiran investor terhadap perekonomian Amerika Serikat. Permintaan emas terus meningkat karena investor lebih percaya diri memegang emas daripada uang tunai.

Lihat saja, dalam satu tahun terakhir, harga emas melambung hingga 30 persen. Pada September 2009, harga emas masih di bawah US$1000 per ons (28,35 gram), saat ini telah mendekati US$1.300. Bahkan ini merupakan angka tertinggi sepanjang masa.

Connell Shaun, blogger yang juga investor keuangan menulis tujuh cara berinvestasi di logam mulia ini. Tulisan ini dipublikasikan DoughRoller.net,  situs perusahaan manajemen investasi dan keuangan di Amerika Serikat. Mengacu artikel tersebut, VIVANews memformulasikan kembali tips investasi emas disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

1. Emas batangan

Investor yang berinvestasi emas akan memilih emas batangan. Emas batangan dianggap sah bila kemurniannya mencapai 22-24 karat. Di Indonesia, emas batangan bisa dibeli di PT Aneka Tambang Tbk divisi Logam Mulia maupun di Perum Pegadaian. Anda bisa bertransaksi online melalui logammulia.com atau menghubungi nomor telepon 021-299 80 900.

Emas batangan terdiri dari bermacam ukuran, mulai dari 25 gram, 50 gram, 100 gram, dan 1 kilogram. Emas dalam bentuk ini sangat cocok untuk sarana Investasi. Di mana pun kapan pun kita ingin menjualnya, nilainya tetap mengikuti standar international.

2. Emas simpananAnda mungkin tidak ingin menyimpan emas fisik di rumah karena risiko pencurian. Karena alasan ini, emas bisa disimpan di safety box di bank maupun yang lain. Atau bila Anda melihat bullionvault.com, perusahaan ini menyediakan transaksi emas sekaligus menyimpannya.

3. Reksa dana emas
Reksa dana emas merupakan cara lain untuk berinvestasi di logam mulia ini. Anda tak perlu benar-benar memegang fisik emas, tapi Anda bisa mengambil manfaatnya.

Reksa dana emas biasanya tidak hanya ditanamkan pada perdagangan emas fisik, tetapi juga melibatkan transaksi saham perusahaan-perusahaan tambang emas. Sebelum menentukan investasi di reksa dana ini, biaya pengelolaan, beban dana, dan nilai aktiva bersih harus dipertimbangkan.
Konsultasikan dulu dengan penasihat keuangan penyedia reksa dana. Reksa dana emas mungkin akan memberikan kestabilan dalam investasi Anda, tapi emas fisik jauh lebih stabil. Namun, di Indonesia, reksa dana emas tampaknya belum cukup populer.

4. Saham pertambangan emas Investor yang ingin berinvestasi emas tanpa memiliki fisik logam juga dapat memilih jenis ini. Anda bisa membeli saham pada perusahaan pertambangan emas. Investor mengharapkan harga saham perusahaan pertambangan emas naik karena harga emas naik. Namun, dua peristiwa ini tidak selalu kongruen.

Investor dapat menentukan keberhasilan saham dengan memeriksa biaya biaya produksi emas versus harga emas. Jika harga emas adalah US$700 per ons dan biaya untuk memproduksi emas adalah US$300, maka profit margin tambang emas adalah US$400.

Jika harga emas meningkat 10 persen, akan ada peningkatan laba tambang emas itu sekitar 20 persen. Sebaliknya, penurunan harga juga akan menghasilkan penurunan 20 persen. Karena itu, beberapa perusahaan pertambangan emas melindungi investasi mereka dengan lindung nilai harga emas 18 bulan ke depan. Di Indonesia, salah satu emiten di tambang emas adalah PT Aneka Tambang Tbk.

5. ETF emasExchange Traded Fund (ETF) merupakan reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek. Anda bisa melakukan transaksi ini dengan reksa dana yang berbasis emas. Sayangnya investasi ETF di Indonesia belum berjalan baik.

6. Emas berjangka Emas berjangka merupakan cara lain berinvestasi emas tanpa memiliki fisik emas. Jual beli emas membutuhkan kontrak dengan jangka tertentu. Harganya juga dinyatakan dalam kontrak. Jika harga emas pada tanggal kontrak lebih tinggi dari harga emas saat kontrak dibuat, maka investor akan menghasilkan keuntungan. Namun, jika harga lebih rendah, investor akan rugi.

Berinvestasi dalam emas berjangka mungkin merupakan investasi yang berisiko, karena investor harus memprediksi gerak harga emas ke depan.

7. Perhiasan dan koin emasKoin emas, terutama yang langka, sangat bernilai dalam investasi. Ini bukan hanya karena nilai emasnya tetapi juga karena nilai kelangkaan. Sedangkan perhiasan emas adalah cara umum investasi di logam ini. Perhiasan emas bisa Anda pilih sekaligus sebagai investasi dan gaya hidup.

Sayangnya keuntungan investasi ini sangat sedikit. Sebab ketika Anda membeli perhiasan, uang yang Anda bayarkan terdiri untuk harga emasnya, ongkos pembuatan, desain, dan merk. Sedangkan bila dijual, Anda hanya mendapatkan nilai emasnya saja. (hs)
• VIVAnews

Jajanan Tempo Doeloe

Kalau anda Suka jajan pada tahun 90an pasti ingat sama makanan – makanan ini.

  • Es goyang
Es yang enak dengan Goyangan yang aduhai membuat banyak Bocah – bocah ngantri buat beli apalagi kalo sehabis Olahraga.


  • Gulali
Makanan ini di sukai oleh anak – anak karena bentuknya yang unik hasil kreativitas si abang.dan kalau di tiup Menghasilkan Bunyi.



  • Ager - Ager
Sejarah Ager – Ager ini bisa terkenal adalah berkat sebuah permainan yang di buat oleh si abang penjualnya.kebanyakan anak-anak tergiur oleh hadiahnya.jika si anak itu menang maka dia berhak dapat hadiah entah berupa uang,mainan atau barang2 lainnya..tapi jika kalah suka tidak suka harus memakan ager ini
.

  • Coklat Payung
Coklat berbentuk payung,harganya cukup murah dan rasanya pun lumayan,makanan ini sebenarnya masih di jual di warung – warung terdekat.Kalau anda yang ingin memberi hadiah coklat pada kekasih anda di hari valentine namun apa daya Dompet tipis maka Coklat ini bisa di jadikan pilihan.

  • Wafer superman
Wafer coklat ini cukup terkenal karena rasanya yang enak dan paaaaaanjaaaaaaang.



  • Anak mas
Makanan ini sangat di sukai anak – anak pada jaman dulu.karena Rasanya yang enak dan harganya yang murah sekitar Rp 300-500 kalau tidak salah .sebelum di makan di saratkan untuk di remes, lalu tuangkan bumbunya (sudah dapat dari dalam kemasan tapi kadang juga bisa tidak dapat).



  • Chiki snack
Bentuknya bulat dan lezat,tapi sayang Chiki ini kurang populer di banding anak mas karena Harganya yang lebih mahal.walau begitu setelah di pikir – pikir Makanan ini udah menciptakan sejarah.karena makanan inilah semua merek Snack di bilang CIKI.



  • Jagoan Neon
Permen yang konon kalau di makan si anak itu bisa jadi jagoan.Dengan jurus menjulurkan lidahnya musuh bisa lari ketakutan.Tersedia aneka pilihan warna sesuai rasa


Nb : Tulisan ini hanya bermaksud ingin mengajak untuk bernostalgia bukan bermaksud untuk promosi

Resep membuat Keripik Tempe Renyah

Resep membuat Keripik Tempe Renyah
Kripik Tempe

Kriuk-kriuk� memang paling asik menikmati kerenyahan keripik tempe sambil menikmati waktu senggang anda, kali ini Rajaresep sajikan resep untuk membuat cemilan renyah keripik tempe, coba yuuuuu�.

Bahan :
1000 gr Tempe, iris tipis
200 gr Tepung Beras
100 gr Tepung Kanji
500 ml Santan
2 butir Telur
1000 ml Minyak Goreng

Bahan Halus :
7 siung Bawang putih
5 butir Kemiri
10 lembar daun jeruk
3 cm kunyit
2 sdt Ketumbar
3 sdm Garam

Cara Membuat :
1.     Campur bumbu halus dengan tepung beras, tepung kanji, santan dan telur. Aduk rata.
2.     Panaskan minyak goreng, celupkan tempe kedalam adonan tepung. Lalu masukkan kedalam minyak banyak dan panas.
3.     Goreng dengan api sedang sambil dibolak balik sampai kering.
4.     Angkat dan Tiriskan.

3 Langkah Memulai Investasi Reksadana

3 Langkah Memulai Investasi Reksadana

KOMPAS.com - Jika sudah mantap dengan tujuan finansial Anda, saatnya memulai berinvestasi. Prinsip utama berinvestasi adalah membekali diri dengan informasi selengkap mungkin agar Anda tak tersesat atau bahkan merasa terjebak dengan pilihan instrumen investasi. Jika memilih reksadana, berikut tahapannya:

1. Cari informasi dan pilih manajer investasi
Manajer investasi (MI) merupakan institusi yang mengelola, menganalisa, dan mengambil keputusan pada investasi yang Anda tanamkan melalui reksadana. Sedangkan institusi lain yang mengelola reksadana adalah bank kustodian yang fungsinya lebih sebagai penyimpan dana.

Sebelum memilih MI sebaiknya kumpulkan banyak informasi. Lalu pilih yang sekiranya nyaman dan memudahkan bagi Anda. Ada MI yang menjual langsung produk reksadana. Ada pula MI yang menjual produk melalui agen (dalam hal ini bank).

Seperti BNP Paribas, institusi ini tidak menjual produk reksadana secara langsung, namun bekerjasama dengan berbagai bank ternama untuk menjual ragam produknya. Jadi, Anda memilih bank (bisa saja bank tempat Anda menjadi nasabah adalah juga bank mitra BNP Paribas), lalu membeli produk melalui bank tersebut.

Sedangkan Panin Sekuritas dan PT Samuel Aset Manajemen misalnya, menjual langsung produk reksadana. Artinya, jika Anda memilih salah satu institusi keuangan ini sebagai manajer investasi, Anda bisa langsung membeli produk di sini tanpa melalui agen (bank).

Pilihlah MI yang memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Anda. Namun sebelum memilih, perhatikan juga prospektus serta laporan kinerja produk dari setiap MI. Anda bisa mendapatkan informasinya melalui berbagai media seperti surat kabar atau website resmi institusi tersebut.

"Pelajari bagaimana track record institusi dengan melihat fact sheet (laporan kinerja), bisa juga dengan melihat informasi di bapepam.co.id untuk mengetahui apakah institusi tersebut pernah mendapatkan peringatan atau tidak. Total dana yang dikeluarkan MI juga menunjukkan sejauhmana MI tersebut terpercaya. Semakin banyak dana yang dikeluarkan MI, artinya semakin terpercaya," papar Simon Robertus, marketing manager PT Samuel Aset Manajemen kepada Kompas Female, di sela talkshow "Reksadana: Kenali Dulu Baru Beli" beberapa waktu lalu.

2. Memilih dan membeli produk
Apapun pilihan manajer investasi Anda, tanyakan dengan detail produknya, dan bagaimana kinerjanya. Jika melalui agen (bank), tanyakan pada customer service di bank tentang berbagai informasi seputar produk reksadana.

Eko P. Pratomo, Senior Advisor BNP Paribas yang juga penulis buku Berwisata ke Dunia Reksadana, memaparkan pilihan produk reksadana sebagai berikut:
* Reksadana terproteksi, target rata-rata hasil investasi nol persen per tahun, jangka waktu tiga tahun.
* Reksadana pasar uang, target rata-rata hasil investasi tujuh persen per tahun, jangka waktu kurang dari lima tahun.
* Reksadana pendapatan tetap dan campuran konservatif,  target rata-rata hasil investasi sepuluh persen per tahun, jangka waktu 5-10 tahun.
* Reksadana campuran moderat/agresif,  target rata-rata hasil investasi 15 persen per tahun, jangka waktu 10-15 tahun.
* Reksadana saham, target rata-rata hasil investasi 25 persen per tahun, jangka waktu lebih dari 15 tahun.

Sebagai prosedur pembelian produk, biasanya Anda akan diminta mengisi formulir pembukaan rekening dan formulir pembelian produk. Lalu dokumen asli pembukaan rekening dan pembelian produk ini dikirimkan ke manajer investasi.

Lantas berapa nilai investasinya? Jumlahnya beragam, tergantung produk dan kebutuhan Anda.

"Ada yang nilai investasinya dimulai dari Rp100.000," kata Eko kepada Kompas Female. Cukup terjangkau untuk memulai investasi bukan?

Sementara Simon menyebutkan, institusinya menawarkan tiga jenis produk senilai Rp 250.000 untuk reksadana campuran (konvensional) dan dua produk lainnya masing-masing Rp 1 juta berupa reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran. Keduanya menggunakan prinsip syariah.

Untuk membantu Anda memilih produk, lihat juga Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang tertera dalam laporan kinerja produk di berbagai media termasuk surat kabar. NAB merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. NAB menjadi penting diketahui karena beberapa produk reksadana bersifat likuid dan bisa dijualbelikan kapan saja. Namun ada juga produk yang dijual dalam waktu khusus. Pilihan produk reksadana kembali kepada tujuan awal Anda berinvestasi, apakah jangka pendek atau panjang.

3. Membuat portfolio investasi
Eko menjelaskan, terdapat tiga profil investor, yakni investor konservatif, moderat, dan
progresif/growth. Berlandaskan ketiga jenis profil investor inilah, Anda bisa membuat portfolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Tentu saja, akan lebih memudahkan jika sebagai investor Anda sudah mengetahui dengan jelas tujuan investasi sejak awal.

Portfolio dibutuhkan agar investasi bisa dimanfaatkan dengan tepat. Artinya, berapa persen sebaiknya dana investasi dimanfaatkan dalam instrumen saham atau instrumen lainnya. Hal ini tentu saja kembali kepada kebutuhan dan tujuan Anda berinvestasi, apakah jangka pendek, menengah atau panjang.

""Investor harus tahu golnya saat membuat portfolio. Membuat portfolio investasi bisa dilakukan investor bersama pihak bank (sebagai agen penjual reksadana, RED)," tukas Eko.

Kamis, 16 Juni 2011

BRI, Emiten Terbaik Indonesia 2010  

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta -Sebanyak 15 emiten menerima penghargaan Indonesian Financial Review (IFR) Award sebagai perusahaan publik terbaik Indonesia 2010. Adapun emiten terbaik untuk semua kategori (best of the best) adalah PT Bank Rakyat Indonesia.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Nurhaida, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito, CEO PT Tempo Inti Media Bambang Harymurti, Corporate Chief Editor Tempo Toriq Hadad, serta pendiri Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI) Lin Che Wei di Hotel Shangrilla, Selasa malam, 31 Mei 2011.

Ke-15 emiten penerima penghargaan tersebut adalah PT Astra International Tbk, PT Indocement Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Unilever Tbk, PT Gudang Garam Tbk, PT United Tractor Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Inco Tbk, PT Bayan Resources Tbk, dan PT Aneka Tambang Tbk.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya masing-masing emiten mempertahankan kinerja perusahaan dan bahkan melipatgandakan keuntungan. Penilaian didasarkan pada Earning Scorecard oleh tim analis IFR yang dipimpin Lin Che Wei dan telah dipublikasikan pada edisi Mei 2011.

Analis senior IFR, Lin Che Wei, mengatakan dari data-data perusahaan yang dikalkulasi, terungkap bagaimana kondisi bursa sesungguhnya. Mengacu pada kenaikan harga saham per sektor, terlihat bahwa kenaikan harga saham dari semua sektor jauh melebihi pertumbuhan laba perusahaan, kecuali untuk sektor pertanian. Sektor yang harga sahamnya naik tajam adalah konsumer dan perdagangan, properti dan real estate, serta industri yang mencakup aneka industri dan industri dasar.

Kenaikan harga saham sektor pertambangan juga masih sangat kuat, meskipun tidak didukung oleh pertumbuhan laba memadai. "Ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor likuiditas atau aliran modal masuk (capital inflow) ke Indonesia masih jauh lebih kencang ketimbang perbaikan dari sudut fundamental," kata Lin Che Wei, Selasa malam, 31 Mei 2011.

IFR Earning scorecard mencakup penilaian terhadap 424 emiten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seleksi dilakukan berjenjang dengan mengeluarkan perusahaan yang tidak memenuhi kriteria, seperti perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan, tidak likuid, pertumbuhan kinerja tidak wajar serta baru melantai di bursa pada 2010. Perusahaan yang baru masuk bursa juga dikeluarkan dari daftar, agar mengurangi bias akibat lonjakan harga saham yang biasanya bersifat temporer.

Selanjutnya dengan melihat 10 kriteria yang mencakup tingkat pengembalian modal (RoE), tingkat pengembalian aset (RoA), kinerja harga saham, laba per saham, net margin, pertumbuhan pendapatan, pendapatan per karyawan, price to book value, kapitalisasi pasar dan laba perusahaan didapat 15 emiten terbaik yang diberikan penghargaan.

IFR Earnings scorecard menyatakan BRI terpilih sebagai emiten terbaik secara keseluruhan dan juga emiten terbaik di sektor finansial dengan skor 8,33 poin. Secara garis besar, IFR Earnings scorecard merupakan pemeringkatan berdasarkan laporan keuangan per Desember 2010. Tahun 2010, BRI merupakan bank dengan laba terbesar sebesar Rp 11,5 triliun, tingkat pengembalian modal 43,8 persen, kenaikan harga saham 37,3 persen, pertumbuhan pendapatan 29,8 persen.

"Kenaikan pendapatan dan laba kami ditopang oleh sektor kredit mikro, kredit BUMN, lonjakan dana murah, serta tugas kami sebagai pengelola rekening tunggal dana pemerintah," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Basir.

IFR adalah terbitan berkala di majalah TEMPO hasil kerjasama Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT) dan Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI). IFR Earning Scorecard ini merupakan metode untuk mengukur sekaligus melakukan pemeringkatan terhadap emiten terbaik sesuai dengan kinerjanya tahun 2010.

TUKAR LINK YO! (link exchange) : isi linkmu trus coment dibawahnya...OK!